Oleh Mark R. Day
Pada tahun 1846, ribuan imigran, sebagian besar orang Irlandia, bergabung dengan Tentara AS dan dikirim bersama dengan Tentara Jenderal Zachary Taylor untuk menyerbu Meksiko yang bagi beberapa sejarawan menyebutnya sebagai sebuah perang Perwujudan Tujuan (Manifest Destiny).
Keraguan seputar mereka yang sedang berperang melawan sebuah negeri Katolik, dan ditambah dengan perlakuan tidak semestinya dari para pegawai Anglo – Protestan, ratusan orang Irlandia dan imigran lainnya meninggalkan Tentara Taylor dan bergabung dengan Meksiko. Dipimpin Kapten John Riley dari County Galway, mereka menyebut diri mereka diri mereka batalyon Santo Patrik – dalam bahasa Spanyol disebut San Patricios.
Mereka bertempur dengan berani dengan sebagian besar konflik dua tahun yang dilancarkan, tetapi upaya mereka menahan serangan gencar Yankee gagal. Segera Tentara AS menduduki aula Montezuma, dan Meksiko dengan cepat menyerah, menyerahkan hampir setengah wilayahnya kepada Amerika Serikat.
Mendekati akhir konflik, dalam Perang Churubsco, 83 orang San Patricios ditangkap, dan 72 orang diadili secara militer. Tentang jumlah ini, 50 orang dihukum gantung dan 16 orang dicambuk dan pada pipi mereka ditandai dengan huruf “D” karena meninggalkan tugas sebagai Tentara.
Sampai dengan hari ini, banyak sejarawan AS mengenal orang-orang ini sebagai pengkhianat, tetapi orang Meksiko melihat mereka sebagai pahlawan, dan menghormati mereka setiap tanggal 12 September dengan sebuah upacara khusus. Pada tahun 1993, orang Irlandia mulai dengan upacara mereka sendiri untuk menghormati mereka di Clifden, Galway, kota kediaman Riley.
Beberapa sejarawan, bersumber pada kesaksian mahkamah militer, melukiskan San Patricios yang sedang dikacaukan dan dibingungkan sebagai pemuda peminum berat dan kemudian menyesali sendiri pilihan mereka. Analis lain ingin mengetahui yang dapat mendorong sebuah kelompok peminum berpetualang dengan mengenakan seragam musuh dan bertempur hingga titik darah penghabisan.
“San Patricios diasingkan baik dari masyarakat Amerika maupun Tentara AS,” kata Profesor Kirby Miller dari Universitas Missouri, seorang ahli tentang imigrasi orang Irlandia. “Mereka menyadari bahwa tentara tidaklah memperjuangkan perang pembebasan, tetapi sebuah penaklukan melawan penganut Katolik seperti diri mereka.”
Riley secara keras menjadi seorang pemberontak tanpa tujuan. Sebagai seorang Irlandia dan Katolik, dia tanpa ragu merasa ngeri dan dikejutkan dengan perilaku Ranger Texas dan sukarelawan Jenderal Taylor lainnya yang terus terang tidak terkendali. Di antara kejahatan mereka adalah pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, dan penajisan Gereja Katolik.
Ketika dipenjara di Kota Meksiko, Riley menulis kepada seorang kawannya di Michigan: “Janganlah tertipu sebuah bangsa yang sedang berperang melawan Meksiko, karena persahabatan dan kebaikan yang dibandingkan dengan orang Meksiko tidak pernah hadir di atas muka bumi.”
Sikap Riley dapat bertindak sebagai sebuah model peran dalam perbedaan budaya masyarakat. Sesungguhnya, hubungan antara imigran Irlandia pada tahun 1840 dari pendatang baru masa sekarang ini dari Meksiko dan Amerika Tengah seharusnya jelas. Menurut sejarah, kedua-duanya kelompok yang menderita karena kekuasaan penindas yang mengamat-amati untuk menghancurkan budaya dan agama mereka.
Kedua kelompok dengan berani melakukan perjalanan berbahaya supaya tiba di Amerika. Orang Irlandia melintasi samudera dengan “peti mati perahu” dengan beban penyakit dan para penumpang yang kelaparan, sementara kawan Latin mereka berlanjut untuk memberanikan diri ke padang pasir tandus dan pegunungan yang membekukan, bukan untuk menyebutkan duri-duri asal usulnya yang melihat mereka sebagai ancaman budaya dan ekonomi bagi yang disebut “kekhasan Amerika”.
Lebih dari itu, kelompok terbagi dalam nilai kelompok dan keluarga, sebuah kerohanian umum, dan kecintaan akan puisi, seni, musik dan tarian. Baru-baru ini, hal ini telah mendorong kerjasama seperti sebuah pameran seni Irlandia-Meksiko yang dibuka akhir tahun lalu di Santa Monica, California, seperti halnya rencana untuk sebuah proyek bersama lukisan dinding dengan seniman Irlandia dan Latin di San Francisco, sebuah kota dengan sebuah perhimpunan Irlandia-Meksiko yang aktif.
Mark R. Day adalah seorang wartawan dan pembuat film dokumenter. Dia pengarang Forty Acres: Cesar Chavez and the Farm Workers (Empat Puluh Are: Cesar Chavez dan Buruh Pertanian) (Praeger, 1971).
Dari The San Patricios: Mexico's Fighting Irish
Diterjemahkan dari The San Patricios: Mexico's Fighting Irish
No comments:
Post a Comment