Saturday, March 6, 2010
TAN MALAKA, SANG REVOLUSIONER
Tan Malaka, lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka. Tokoh revolusioner Republik Indonesia.
‘Ntah kenapa, setiap mengenang dan melihat foto tokoh ini dada saya serasa bergetar. Terbayang seorang anak manusia yang menjadi legenda—hampir-hampir menjadi mitos. Bertualang dari satu negeri ke negeri lainya, menjadi buronan polisi rahasia internasional. Seorang pejuang revolusioner yang kesepian….
Seperti apakah tokoh kita ini? Sehingga menjadi pelarian sepanjang hidupnya dan mengakhiri hidup dengan tragis ditembak oleh bangsanya sendiri?
Bergetar dada saya, sebab saya begitu akrab dengan tokoh ini. Walau tak berjumpa fisik, tapi karya-karyanya: Menuju Indonesia Merdeka, Gerpolek, Dari Penjara Ke Penjara, sampai Madilog meninggalkan kesan yang sangat mendalam buat saya. Bahkan kisah hidupnya dalam Dari Penjara Ke Penjara membuat saya terobsesi. Bahwa, kecintaannya terhadap tanah air begitu melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri. Ketika masih menjadi aktivis mahasiswa dahulu, saya bahkan berikrar tidak akan kawin sebelum reformasi selesai! Wah!
Satu lagi, karyanya Madilog (Materialisme-Dialektika-Logika) membongkar cara berpikir saya menjadi lebih kritis dan ilmiah dan banyak mempengaruhi saya dalam memandang sesuatu. Tak ada tidak tidak mungkin (mustahil). Sesuatu yang dianggap mustahil hari ini akan menjadi biasa di masa mendatang. Demikian kira-kira salah satu pokok pikiran dalam Madilog.
Tan Malaka, anak Minangkabau yang terlahir 2 Juni 1897 di desa Pandan Gadang –Sumatra Barat. Ia termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Moh.Yamin dan lain-lain.
Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, berbobot dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjaungan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia mendapat julukan tokoh revolusioner yang legendaris.
Beliaulah yang pertama kali mencetuskan kata “Republik Indonesia” dan mengucapkan kata “Indonesia Merdeka 100%”, tanpa konpromi sama sekali dengan penjajah.
Tokoh ini begitu berbahayanya kah hingga banyak sekali negara-negara yang mencekalnya dan mengejar-ngejar untuk ditahan bahkan dibunuh jika sulit menangkap? Sejumlah tokoh besar seperti: Lenin, Stalin, Trotsky, Chiang Kai Sek, sampai Mao Tsu Teng menganggap tokoh ini adalah orang paling berbahaya dan terlarang! Tan Malaka dilarang memasuki Prancis, Sovyet, Baltik, Balkan, Britania, China Daratan apalagi Belanda. Tokoh ini adalah guru imajiner buat Ho Chi Minh (bapak bangsa Vietnam), Aung San (ayah dari Aung San Syu Ki) dan Joseph B. Tito (bapak bangsa Yugoslavia, yang sudah sejarah) dll.
Tan Malaka ‘belajar’ di bawah kharismatik legenda yang juga “dihilangkan” dari sejarah bangsa, R.M Tirto Adhi Soeryo. Awalnya adalah SP, SDI kemudian menjadi SI terus pecah dan salah satunya PKI. Ia ‘dibesarkan’ dalam suasana semangat gerakan modern Islam Kaoem Moeda di Sumatera Barat. Tahun 1913 belajar ke Belanda, penyesalan bagi Belanda, karena merasa “membesarkan” anak harimau.
Tahun 1919 kembali ke Indonesia bekerja sebagai guru di Deli. Ketimpangan sosial di lingkungan perkebunan antara buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda. Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai. Pemuda cerdas ini banyak berdiskusi dengan Semaoen mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda, juga merencanakan suatu pengorganisasian bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem kader, gerakan-gerakan aksi, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang hingga mengambil tindakan tegas.
Pemikiran-pemikiran beliau menjadi inspirasi dan motivasi bagi para pejuang kemerdekaan dahulunya. Pada masa awal kemerdekaan, Bung Karno pernah menunjuk tokoh ini sebagai penggantinya–pengemban amanat pemimpin bangsa untuk meneruskan perjuangan apabila beliau tertangkap atau tidak bisa melanjutkan perjuangan.
Di masa revolusi nasional, Tan Malaka adalah sosok yang disegani. Soekarno menganggapnya sebagai guru revolusi. Hatta menyebutnya sebagai sosok yang tak mudah membungkukkan tulang punggungnya. Sebagian orang malah menyebutnya sebagai filosof Indonesia yang paling awal.
Banyak hal yang tidak terjelaskan dalam sejarah bangsa ini. Dalam buku-buku sejarah dinyatakan atau dituduh bahwa beliau adalah tokoh komunis, dan yang namanya komunis maka akan ditenggelamkan dalam sejarah dan hidup bangsa ini. Padahal juga diketahui, bahwa beliau adalah orang yang dimusuhi oleh tokoh-tokoh komunis masa lalu. Beliau melarikan diri kemana-kemana negeri, salah satu sebab juga diburu oleh orang-orang komunis.
Banyak sejarah yang mesti diungkap kebenarannya. Tulisan ini cuma sebagai pengantar kritis kita terhadap para pejuang dan pahlawan kita. Sudah saatnya kita tempatkan pejuang dalam deretan pahlawan dan para pengkhianat dalam daftar para pecundang. Referensi mendalam tentang tokoh ini bisa didapat dari internet atau buku-buku. Silahkan cari sendiri.
Saya referensikan Anda untuk membaca karya beliau: Dari Penjara Ke Penjara dan Madilog. Inilah buku wajib para pencari kesadaran baru dan ingin merubah pola pikir. Selamat membaca dan menghargai pahlawan.
(Sumber : http://hensyam.wordpress.com)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment