Kegiatan ini ditujukan untuk :
Melakukan evaluasi bersama atas transformasi organisasi, arah gerakan, kaderisasi PMKRI, kepemimpinan nasional dan kerja-kerja organisasional PMKRI baik di tingkatan cabang maupun nasional.
Saling memberikan sumbang pikir dan sumbang saran tentang apa yang sebaiknya dilakukan ke depan untuk membenahi bersama organisasi yang semakin tidak jelas dalam menghidupi, menghayati, dan mengamalkan tiga benang merah organisasi (Fraternitas – Kristianitas – Intelektualitas).
Membangun proyeksi arah dan sasaran gerakan serta mengambil kebijakan strategis taktis PMKRI ke depan yang lebih konkret secara nasional.
Melakukan regenerasi kepemimpinan nasional PMKRI yang legitimate.
Acara nasional ini hendak diawali dengan Misa Pembukaan dengan selebran utama Mgr. Agustinus Agus selaku Ketua Komisi Kerawam Konferensi Waligereja Indonesia. Disamping itu juga akan dihadiri oleh Vikjen Keuskupan Agung Semarang dan Romo Moderator PMKRI Rm. YR. Edi Purwanto, Pr.
Rencananya acara akan dibuka oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X. Acara ini mengundang seluruh cabang di Indonesia yang berjumlah 59 cabang beserta para pastor moderatornya. Disamping itu, diundang pula Organisasi Kepemudaan tingkat nasional yang tergabung dalam Kelompok Cipayung dan FKPI (Forum Kebangsaan Pemuda Indonesia).
Sebagai wadah menjalin fraternitas dan mengasah intelektualitas, Kongres Nasional ini hendak menghadirkan beberapa pembicara nasional seperti J. Kristiadi (CSIS), Jacob Oetama (Harian KOMPAS), Faby Tumiwa, Silvester Lahi (Periset), Rm. Haryatmoko, SJ (Universitas Sanata Dharma), R. Kristiawan (Tifa Foundation) dan Safik (aktivis).
Harapannya dengan kegiatan ini, PMKRI dapat lebih baik ke depan dan memberikan manfaat yang positif bagi bangsa Indonesia pada umumnya dan masyarakat Katolik pada khususnya.
Pro Ecclesia et Patria!!
3 comments:
Salam Damai Yesus Kristus,
Dicari : Pemimpin Muda yang Nyata, hadir ditengah-tengah masyarakat, memberi tanpa pamrih dari ketidakpunyaannya sekalipun, mampu melihat lebih dahulu atas ketidakberdayaan masyarakat terhadap nasibnya sendiri (bahasa kerennya, "Visioner") bukan reaksioner, menjalankan misi dalam aksi nyata dan selalu ingat pesan :
"Jangan hanya nanya apa yang udah negara berikan padamu, tapi apa yang mampu kamu berikan buat negara"
Stop Berwacana ! Saatnya Aksi Nyata !
Siapapun kamu, apapun kemampuan, minat dan bakatmu, bekerjasamalah ! Saling mengisi, bahu-membahu wahai Kaum Muda Katolik Intelektual.
Nasib bangsa Indonesia dan masyarakat Katolik khususnya ada di tangan kita bersama.
Selamat bersidang kawan-kawan PMKRI
Tuhan Memberkati.
Salam cinta dari JogjaMuda untuk Indonesia Jaya.
-Yohanes Eko Priyo Wibowo, AMK-
e-mail : wib_indie @yahoo.co.id
PMKRI Serukan Gerakan Mahasiswa Kembali Bersatu
Rabu, 22 Oktober 2008 | 01:01 WIB
SLEMAN, KOMPAS - Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia atau PMKRI menyerukan kepada seluruh gerakan mahasiswa dan kepemudaan yang ada di Indonesia saat ini untuk kembali menyatukan diri seperti pada tahun 1998 saat gerakan mahasiswa berhasil menggulingkan pemerintahan Soeharto. Pasalnya, saat ini kehidupan berkebangsaan tengah menghadapi tantangan terbesarnya di tengah gencarnya arus balik sektarianisme.
Hal ini dikemukakan Sekretaris Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Anggota (MPA) PMKRI, Tri Adi Sumbogo, di sela-sela acara pembukaan Kongres Nasional XXVI dan Sidang MPA XXV PMKRI di Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (21/10).
Turut diundang pula dalam kongres tersebut perwakilan dari berbagai organisasi kepemudaan seperti Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Hikmahbudhi (Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia).
Lebih jauh, Tri mengatakan, bersatunya gerakan mahasiswa sangat diperlukan untuk membendung pengaruh sektarianisme yang dapat merusak semangat kebersamaan sebagai bangsa yang telah tertata selama ini.
”Sekarang ini, usai tidak ada musuh bersama lagi, gerakan mahasiswa seperti berjalan sendiri-sendiri dengan agendanya masing-masing,” ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur DI Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya mengatakan, salah satu dampak negatif reformasi adalah melemahnya tali pengikat antarelemen bangsa saat ini.
Sejak digulirkan sepuluh tahun lalu, reformasi belum berhasil membawa kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik.
”Bangsa Indonesia masih berada di masa transisi politik,” kata Sultan.
Dalam masa transisi itu, tumbangnya rezim otoriter Soeharto malah menumbuhkan bibit-bibit otoritarianisme baru yang ditandai dengan semakin sering konflik terjadi, akibat semakin banyak perbedaan kepentingan mengemuka.
Untuk itu, selain superioritas hukum, penguatan civil society dalam kerangka proses demokratisasi juga sangat diperlukan untuk menjembatani keinginan masyarakat dan pemerintah, salah satunya adalah gerakan mahasiswa.
Gubernur berpesan agar setiap gerakan mahasiswa dan kepemudaan senantiasa menjadikan intelektualitas sebagai modal utama organisasi. (ENG)
[url=http://www.pi7.ru/main/1604-rossiyanka-zavoevala-titul-malenkaya-miss-nacii-2010.html ]Россиян призвали побольше пить и курить [/url]
Всем привет!Вот решила также начать пользоваться благами прогресса,решила испробовать через интернет покупки обвенчаютсяь,зарегистрировалась на ebay,теперь хочу сыскать асов в этом деле:-)подскажите пожалуйста,какие есть интересные моменты,какие подводные камни?и вообще побольше инфы по этой теме!Заранее спасибо!
Post a Comment