Wednesday, September 26, 2007

REFLEKSI

KEMANA Kemana kamu ketika aku bimbang dan ragu?
Kemana kamu ketika aku mengetuk pintu?
Kemana kamu ketika aku dihujat tak menentu?
Kemana kamu ketika aku dilempar batu?
Kemana kamu ketika aku tertembak peluru?
Kemana kamu ketika protesku membentur tembok yang beku?

Kemana kamu ketika gembala membuat lidahku kelu?
Kemana kamu ketika tanganku berlumur darah orang-orang pulau buru?
Kemana kamu ketika aku menorehkan sejarah kelabu?
Kemana kamu ketika aku membutuhkanmu?
Kini saat aku mulai renta?

Kamu semakin jauh entah kemana
Tak ada lagi nyanyi demonstrasi
Semua peduli dengan diri sendiri
Larut dengan hingar bingar zaman
Mungkinkah aku hanya tinggal kenangan?

NN

Sunday, September 23, 2007

CATATAN KECIL

Gerak dan Langkah Maju Sebagai Anggota PMKRI

Menjadi anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik
Republik Indonesia (PMKRI) bukanlah suatu pilihan
hidup seorang mahasiswa katolik, melainkan suatu
pilihan politik untuk terjun dan terlibat dalam
percaturan dinamika politik kaum intelektual.
Perhimpunan yang kita diami saat ini hanyalah suatu
langkah awal membangun kehidupan kristianitas yang
berpihak pada rakyat, yang didasari oleh tiga nilai
hidup perhimpunan yaitu intelktualitas, kristianitas
dan fraternitas.

Mendidik seseorang untuk menjadi kader muda yang
bermartabat dan bermoral, yang disiapkan membawa panji
Kristus membutuhkan suatu proses pembinaan yang cukup
panjang. Menjadi kader dengan tingkat integritas
pribadi utuh yang tercermin dalam sifat sensus
chatolicus, semangat man for others, sensus hominis,
pribadi yang menjadi teladan, universalitas dan magis
simper tidak hanya disimbolkan dengan suatu gerkan
tangan atau semboyan semangat tetapi harus sampai pada
tingkatan praksis. Semboyan Pro Ecclesia et Patria,
menjadi contoh kongkrit bagaimana posisi kita dalam
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, sama seperti
Yesus dalam Matius 22 berkata "..Berikanlah kepada
Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah"

Melatih dan membina dalam suatu jenis pembinaan
berjenjang yang selama ini dilakukan di PMKRI semakin
membuat level setiap anggota, di-update dengan
diskursus dinamika dalam kelompok-kelompok kecil
maupun besar. Metodologi seperti pedagogis,
andragogis, orientasi pada proses serta daur belajar
yang selama ini digunakan semakin menunjukkan bahawa
ada perubahan yang selama ini telah diabngun oleh
PMKRI. Transformasi yang diusung dalam MPA di Jakarta
tahun 2000 semakin memperlihatkan bahwa tidak hanya
Vatikan saja dengan konsisli Vatikan ke-II, tapi PMKRI
juga bisa berbuat seperti itu. Lepas dari kenyataan
yang saat ini mendera perhimpunan kita ini, realitas
kondisi di cabang justru memperlihatkan hal yang
sebaliknya diusung dalam konteks Transformasi
Organisasi tersebut. Apah yang salah dengan
Perhimpunan ini? Dar kacamata penulis melihat faktor
pendidikan menjadi salah satu faktor semakin lunturnya
kadar identitas seorang kader PMKRI.

Proses pendidikan yang selama ini dilakukakan di
cabang baik itu MPAB/MABIM, LKK, KSR dan KSN harus
ditunjang dengan kegiatan yang menghasilkan tingkat
produktivitas yang tinggi oleh anggota cabang. Bentuk
dan jenis kegiatan bisa dikreasikan sesuai dengan
kondisi dan dinamika yang berkembang di cabang.
Diharapkan PMKRI ke depan dapat menghasilkan
kader-kader yang berpikir sistematis, realistis,
dialektis dan logis rasional. Sehingga menjadi
anggota PMKRI bukan menjadi keterpaksaan sebagai
tanggung jawab moral mahasiswa Katolik tetapi
merupakan pilihan yang terseleksi untuk menjadi garam
dan terang bagi dunia.

Reynold Lumi
Ketua Presidium

Gerak dan Langkah Maju Sebagai Anggota PMKRI

Menjadi anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik
Republik Indonesia (PMKRI) bukanlah suatu pilihan
hidup seorang mahasiswa katolik, melainkan suatu
pilihan politik untuk terjun dan terlibat dalam
percaturan dinamika politik kaum intelektual. .....
Perhimpunan yang kita diami saat ini hanyalah suatu
langkah awal membangun kehidupan kristianitas yang
berpihak pada rakyat, yang didasari oleh tiga nilai
hidup perhimpunan yaitu intelktualitas, kristianitas
dan fraternitas.
Mendidik seseorang untuk menjadi kader muda yang
bermartabat dan bermoral, yang disiapkan membawa panji
Kristus membutuhkan suatu proses pembinaan yang cukup
panjang. Menjadi kader dengan tingkat integritas
pribadi utuh yang tercermin dalam sifat sensus
chatolicus, semangat man for others, sensus hominis,
pribadi yang menjadi teladan, universalitas dan magis
simper tidak hanya disimbolkan dengan suatu gerkan
tangan atau semboyan semangat tetapi harus sampai pada
tingkatan praksis. Semboyan Pro Ecclesia et Patria,
menjadi contoh kongkrit bagaimana posisi kita dalam
kehidupan berbangsa dan bermasyarakat, sama seperti
Yesus dalam Matius 22 berkata "..Berikanlah kepada
Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah"

Melatih dan membina dalam suatu jenis pembinaan
berjenjang yang selama ini dilakukan di PMKRI semakin
membuat level setiap anggota, di-update dengan
diskursus dinamika dalam kelompok-kelompok kecil
maupun besar. Metodologi seperti pedagogis,
andragogis, orientasi pada proses serta daur belajar
yang selama ini digunakan semakin menunjukkan bahawa
ada perubahan yang selama ini telah diabngun oleh
PMKRI. Transformasi yang diusung dalam MPA di Jakarta
tahun 2000 semakin memperlihatkan bahwa tidak hanya
Vatikan saja dengan konsisli Vatikan ke-II, tapi PMKRI
juga bisa berbuat seperti itu. Lepas dari kenyataan
yang saat ini mendera perhimpunan kita ini, realitas
kondisi di cabang justru memperlihatkan hal yang
sebaliknya diusung dalam konteks Transformasi
Organisasi tersebut. Apah yang salah dengan
Perhimpunan ini? Dar kacamata penulis melihat faktor
pendidikan menjadi salah satu faktor semakin lunturnya
kadar identitas seorang kader PMKRI.
Proses pendidikan yang selama ini dilakukakan di
cabang baik itu MPAB/MABIM, LKK, KSR dan KSN harus
ditunjang dengan kegiatan yang menghasilkan tingkat
produktivitas yang tinggi oleh anggota cabang. Bentuk
dan jenis kegiatan bisa dikreasikan sesuai dengan
kondisi dan dinamika yang berkembang di cabang.
Diharapkan PMKRI ke depan dapat menghasilkan
kader-kader yang berpikir sistematis, realistis,
dialektis dan logis rasional. Sehingga menjadi
anggota PMKRI bukan menjadi keterpaksaan sebagai
tanggung jawab moral mahasiswa Katolik tetapi
merupakan pilihan yang terseleksi untuk menjadi garam
dan terang bagi dunia.

Reynold Lumi
Ketua Presidium

Tuesday, September 11, 2007

REFLEKSI

Saat kau bangun dipagi hari, Aku memandangmu
dan berharap engkau akan berbicara kepadaKu,
walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapatKu
atau bersyukurkepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi di dalam hidupmu kemarin,
tetapi aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKu, tetapi engkau terlalu sibuk.
Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.
Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu.
Aku berpikir engkau ingin berbicara kepadaKu, tetapiengkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru.
Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Akumenanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepadaKu.

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang kesekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKu, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepadaku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidakmelakukannya.
Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa, dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saaat engkau pulangke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yangharus kau kerjakan.
Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi, Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.
Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menontonTV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKu.S aat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah.

Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu. Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku sangat mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau pikiran atau syukur dari hatimu. Baiklah... engkau bangun kembali dan kembali. Aku akan menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiKu sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan. Bapamu, ALLAH


Killian Audrey