Friday, April 23, 2010

MPAB PMKRI KOMDA II JATENG DIY 2010`


Bertempat di Joglo Tanjung, Sleman-Yogyakarta, PMKRI Komisariat Daerah II Jawa Tengah-Yogyakarta menggelar Masa Penerimaan Anggota Bersama (MPAB) dari 23-25 April 2010. Mengambil semangat tema menjadi Kader Visioner dan Misioner kaderisasi kali ini pun merupakan sebuah terobosan PMKRI yang dinilai cukup visioner. Barangkali ini adalah MPAB yang pertama kali digelar bersama dalam satu regio atau komisariat daerah dalam sejarah perhimpunan yang akan merayakan Dies Natalis ke-63 Mei mendatang.

Puluhan peserta berasal dari Semarang, Solo, dan Yogyakarta dan dari latar belakang yang berbeda. Pada awal para peserta dilibatkan dalam proses Ekskursi Sosial untuk melihat realitas sosial disekitar mereka. Selama proses berlangsung peserta didampingi oleh panitia dengan semangat persaudaraan selaras dengan semangat fraternitas PMKRI.

Terobosan mengadakan MPAB se-Komda II bukanlah tanpa tantangan. Kondisi jarak dan persoalan internal cabang-cabang menimbulkan persoalan tersendiri, kendati demikian dengan hitungan waktu persiapan yang relatif singkat, kader-kader PMKRI se-Komda II mampu melaksanakan proses kaderisasi formal perhimpunan tersebut. Terobosan ini sekaligus secara tidak langsung telah melintasi ego masing-masing cabang yang selama ini dinilai cukup tinggi. Harapan kedepan melalui pengkaderan bersama sejak dini, para peserta mampu mengurangi kecenderungan konflik kepentingan antar cabang sehingga perhimpunan dapat melakukan kaderisasi secara lebih nyaman dan positif.

Secara istimewa untuk mengapresiasi terobosan ruang kaderisasi ini, Pengurus Pusat PMKRI 2008-2010 pun berkenan hadir dan mendukung sebagai pemateri. Bambang Felix, Presidium Hubungan Luar Negeri PP PMKRI yang baru-baru ini mengikuti Pelatihan HAM di Swiss menyatakan kebanggaannya atas dinamika positif yang semakin tampak di PMKRI, khususnya Komda II. Menurutnya
tantangan kemanusiaan yang dihadapi mahasiswa saat ini sudah melampaui batas-batas teritorial kota yang terbatas
. Dunia yang semakin terintegrasi saat ini membawa dampak saling terhubungnya problem-problem sosial di tingkatan lokal dengan sistem masyarakat global, yang membentuk wajah peradaban dunia saat ini. Oleh karena itu semangat solidaritas dan kerja bersama dalam wilayah regional (baca : komda) ini menjadi awal yang baik menuju solidaritas global, dalam membangun kerja-kerja memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial. Nilai gotong royong, kerja sama, mau berkorban, yang melampaui semangat kedaerahan, menjadi penting dalam membentuk budaya tanding terhadap sifat individualisme, hedonis yang menjangkiti kaum muda saat ini.

Semoga kaderisasi ini mampu melahirkan pemimpin-pemimpin muda katolik yang senantiasa dan setia berjuang bagi gereja dan bangsa. Pro Ecclesia Et Patria!